Syarat Tumbuh Dan Berkembangnya Ekosistem Mangrove, Padang Lamun, Dan Terumbu Karang

Oleh Satria Indratmoko, 0706265831

 

1. Ekosistem mangrove

Ekosistem mangrove merupakan sekelompok tumbuhan yang mampu tumbuhdan berkembang di lingkungan pantai(pesisir) atau disepanjang pantai danmuara sungai dengan kadar garam tinggi, selalu terendam air, memiliki kondisi tanah yang tidak stabil dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

Ciri-ciri tumbuhan mangrove yaitu memiliki akar yang tumbuh keatas, atau tumbuh keluar batang sehingga dapat menyangga pohon dan berguna untuk mengambil oksigen yang ada di udara, berbeda

            Hutan Mangrove

a. Akar tongkat atau penyangga merupakan akar yang keluar dari bagian bawah batang pohon dan menghujam ke dalam tanah atau lumpur seolaholah menopang batang pohon agar tidak rubuh, contohnya : akar pohon rhizophora.

b. Akar nafas merupakan bentuk akar yang bercabang-cabang yang muncul ke permukaan air, karena menyesuaikan diri terhadap kurangnya oksigen atau zat asam yang ada di perairan. Contohnya : akar pohon avicennia

c. Sedangkan akar lutut merupakan akar yang bercabang-cabang yang muncul ke permukaan tanah mirip dengan lutut manusia, dapat mengokohkan berdirinya batang karena mencengkram tanah, contohnya akar pohon bruguiera.

2. Ekosistem lamun

Padang lamun merupakan hamparan tumbuhan seperti rumput atau alangalang yang terbenam di dalam laut yang dangkal, tenang, berpasir atau berlumpur. Tumbuhan lamun terdiri dari rhizoma, daun dan akar. Rhizoma adalah batang yang terbenam dan mendatar diatas permukaan dasar laut. Ciri-ciri tumbuhan lamun antara lain : mampu hidup dan dapat menyesuaikan diri terhadap air asin atau garam, dapat hidup dan berkembang biak di air (dasar laut), daun lamun mengandung banyak udara agar mudah mengapung di bawah permukaan air laut, dan memiliki sistem perakaran yang kokoh dan kuat, sehingga tidak mudah di rusak oleh ombak dan air laut, sistem perakaran tersebut juga berguna sebagai penangkap makanan dalam ukuran kecil yang ada dalam endapan lumpur. Dalam satu tumbuhan hanya ada bunga jantan saja atau bunga betina saja. Sistem pembiakan pada lamun bersifat khas karena mampu melakukan penyerbukan di dalam air. Buahnya pun terendam dalam air, selain tumbuhan lamun hidup pula tumbuhan lain yakni alga laut atau ganggang laut atau yang lebih dikenal dengan nama rumput laut. Padang lamun berperan sebagai penyaring, karena padang lamun dapat menyaring zat-zat kimia berbahaya sebelum terbawa ke bagian laut lainnya, selian itu juga mencegah pelumpuran atau terjadinya endapan lumpur yang berlebihan.

 

3. Ekosistem terumbu karang

Karang adalah jenis hewan laut yang berukuran kecil yang biasa disebut polip, hidupnya menempel pada substrat seperti batu atau dasar berkelompok membentuk suatu koloni. Hewan ini menghasilkan deposit yang berupa kalsium karbonat (CaCo3) yang terakumulasi menjadi terumbu dan bila hewan yang berada didalam terumbu ini mati maka terumbu karang tersebut tidak berkembang sehingga menjadi batu karang atau karang mati.

Terumbu karang disebut juga rumah ikan, karena di terumbu karang ditemukan berbagai jenis ikan karang, ikan hias, udang, kepiting, bintang laut dan biota lain seperti cacing dan keong.

Pembentukan terumbu karang terjadi melalui proses biologi dan geologi dalam kurun waktu yang sangat lama. Dimulai dari hewan karang yang disebut polip. Polip karang menghasilkan zat kapur yang dikeluarkan dan ditimbun di luar tubuhnya. Polip tidak hidup sendiri tetapi berkelompok dan disebut koloni karang. Dalam waktu yang sangat lama, koloni karang tersebut membentuk bangunan rumah kapur. Tumpukan zat kapur baik besar maupun yang kecil di lekatkan satu dengan lainnya oleh alga Zoocanthellae (baca : zoosantela), sehingga disebut koralin alga. Koralin alga itulah yang menyebabkan warna warni yang sangat indah dan menarik pada karang.

Berdasarkan bentuknya, terumbu karang dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Terumbu Karang tepi, pada umumnya dijumpai langsung dekat pulau atau di sepanjang pantai dengan kedalaman tidak lebih dari 40 m.

2. Terumbu Karang Penghalang, biasanya berada jauh dari pantai dan dipisahkan oleh goba yang memiliki kedalaman 40-75m.

3. Atol adalah terumbu karang yang menyerupai cincin.

Disamping memiliki bentuk dan kelompok, terumbu karang juga memiliki beberapa tipe. Tipe karang secara alami memiliki bermacam-macam tipe, di perairan Indonesia terdapat tipe karang batu sebagai berikut:

1. Bentuk percabangan, banyak di dominasi oleh marga Acropora. Bentuk karang ini umumnya datar seperti meja atau jamur.

2. Bentuk seperti lembaran daun yang memiliki corak berwarna warni dan berukuran besar misalnya marga Montipora.

3. Bentuk bulat dan keras serta berukuran besar, misalnya marga Favia.

4. Bentuk yang menyerupai jamur, dikenal dengan sebutan karang jamur misalnya marga Fungia.

            Terumbu karang memiliki fungsi untuk menahan tenggelamnya gugus daratan yang diakibatkan pengikisan daratan oleh air laut secara terus menerus dalam selang waktu yang lama. Kejadian alam ini seperti itu dikenal dengan abrasi. Akan tetapi jika keadaan terumbu karang di suatu wilayah terpelihara dengan baik, niscaya

pulau-pulau yang ada didekatnya tetap terjaga dengan utuh. Kekokohan terumbu karang menjadi sangat penting bagi perlindungan pantai dan perairan dangkal lainnya dari hempasan ombak dan arus yang berasal dari arah laut. Kita telah mengenal banyak sekali perairan Indonesia dijadikan tempat wisata bahari dan disukai oleh penyelam asing maupun penyelam dari negeri sendiri. Walaupun terkesan kokoh dan kuat, sebenarnya terumbu karang merupakan bangunan yang sangat rapuh terhadap perubahan keadaan perairan tempat hidupnya, apalagi adanya perilaku manusia yang tidak ramah lingkungan telah menjadi penyebab kerusakan terumbu karang Indonesia.

Kita patut berbangga karena negara kita merupakan salah satu negara yang memiliki luas dan keanekaragaman jenis terumbu karang terbesar di dunia. Diperkirakan luas terumbu karang Indonesia sekitar 85.707 km2. Salah satu terumbu karang yang besar adalah Taman Nasional Laut Takabonerate yang terletak di Kabupaten Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan, yang juga merupakan karang atol terbesar ketiga di dunia.

Oleh karena itu agar tidak terjadi perusakan terumbu karang di perairan Indonesia kita harus melaksanakan pembangunan kelautan yang tepat guna serta menjaga kelestarian alam laut Indonesia.


BAB I

PENDAHULUAN

 

I.1. Latar Belakang

 

         Sumber daya air merupakan salah satu macam sumber daya alam yang menjadi kebutuhan primer manusia yang mutlak harus dipenuhi. Mengabaikan kebutuhan air sama dengan melanggar hak asasi manusia, yang akan menimbulkan dampak serius baik dalam skala individu (mikro) maupun pada tatanan stabilitas sebuah Negara (makro).

       Water Conflict yang selanjutnya disebut konflik air merupakan sebuah permasalahan yang cukup rumit dan sensitif sekali sifatnya karena menyangkut berbagai aspek kehidupan baik bersifat sosial, ekonomis, politis, dan psikologis. Sehingga dalam penyelesaian masalah ini bukan hanya untuk memperhatikan berbagai aspek yuridis akan tetapi juga harus memperhatikan berbagai aspek kehidupan lainnya agar penyelesaian masalah tersebut tidak berkembang menjadi suatu keresahan yang dapat mengganggu stabilitas masyarakat.

         Meskipun air merupakan kebutuhan primer, pengaturan atas sumber daya air ternyata tidak lepas dari berbagai masalah. Pada kesempatan ini masalah tersebut akan dikaji dan di analisis dengan menggunakan pendekatan geografi (geographical approach).

 

I.2. Rumusan Permasalahan

 

         Isu-isu sumber daya alam khususnya air yang semakin menguat dewasa ini, termasuk pada skala global, secara substantif merupakan suatu wacana korektif terhadap paradigma pembangunan (developmentalism). Bahkan beberapa tokoh terkemuka di dunia menyatakan bahwa The wars of the next century will be over water (Ismail Serageldin, World Bank) dan The next Middle East war will be over dwindling water supplies. (Moammar Gaddafi).

            Makalah ini akan mencoba untuk mengangkat berbagai isu dan pendapat diatas. Mengulas dan mensintesiskan berbagai fenomena menyangkut persoalan air yang terjadi dalam skala global, nasional, dan lokal dalam perspektif geografi (geographical perspective).

I.3. Tujuan Penulisan

 

Tujuan makalah ini disusun :

1.      Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Hidrogeografi mengenai topik water conflict secara global.

2.      Penulis mampu mensintesiskan dan menganalisis serangkaian water conflict yang terjadi baik dalam skala global, regional, dan lokal.

3.      Menginformasikan kepada para pembaca tentang keadaan  konflik air yang terjadi di beberapa Negara di dunia.

 

I.4. Metode Penulisan

            Dalam penulisan makalah ini, metode yang kami gunakan, yakni :

1.      Diskusi atau pembahasan masalah

2.      Metode studi pustaka, yaitu mencari referensi berupa buku-buku di perpustakaan yang terkait dengan masalah atau materi yang kami kaji dalam makalah ini.

3.      Pengambilan data-data yang terkait dengan masalah atau materi dari internet

 

I.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Permasalahan

I.2. Rumusan Permasalahan

      I.3. Tujuan Penulisan

      I.4. Sistematika Penulisan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

      II.1. Ketersediaan Air Dunia

      II.2. Penggunaan Air Dunia

      II.3. Kontroversi Sumber Daya Air

      II.4. Mekanisme Konflik Air

      II.5. Batasan Konflik Air

BAB III. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Analisis Konflik Air di Wilayah Kajian

BAB V PENUTUP

      V.1. Kesimpulan 

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

II.1. Ketersediaan Air Dunia

        

            Air secara sangat cepat menjadi sumberdaya yang makin langka dan tidak ada sumber penggantinya. Walaupun sekitar 70 persen permukaan bumi ditempati oleh air, namun 97 persen darinya adalah air asin dan tidak dapat langsung dikonsumsi manusia. Dari jumlah yang sedikit yang mungkin dapat dimanfaatkan tersebut, manusia masih menghadapi permasalahan yang amat mendasar.

         Menurunnya suplai air dunia telah berubah menjadi masalah yang serius sejak tiga decade yang lalu, sejak itu manajemen air dan penggunaannya menjadi prioritas untuk diperbaiki. Kepedulian akan krisis air dunia yang dikombinasikan kegiatan bisnis, bagaimanapun juga telah membuat suatu konsepsi bahwa manajemen air yang efisien dan penggunaannya hanya dapat dibawa ke dunia nyata dengan cara mengenali nilai ekonomis dari sumber daya air, sehingga tidak dapat dihindari terjadinya suatu komodifikasi, komersialisasi, dan privatisasi pada sumber daya air. Hal inilah yang menjadi kecenderungan dalam manajemen air di seluruh dunia dan di Negara-negara berkembang khususnya.

 

II.2. Penggunaan Air Dunia

 

         Tidak dapat dipungkiri air sangat penting bagi kehidupan setiap makhluk hidup, begitu juga dalam sektor pertanian sejak ditemukannya sistem irigasi. Seiring dengan semakin canggihnya teknologi, air juga digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik dan baru-baru ini juga ditemukan kegunaannya bagi industri.

 

         Dibawah ini merupakan gambar tentang pemakaian atau penggunaan air di dunia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


II.2.1 Pertanian

 

         Pemakaian air yang besar untuk produksi pertanian tersebut telah membawa banyak negara berkembang berada dalam keadaan krisis air. Dalam waktu beberapa tahun ke depan ini dunia mempunyai kecenderungan akan mengalami kekurangan air yang disebabkan oleh penggunaan air yang sangat berlebihan dan tidak terkontrol.

         Secara global, luas lahan irigasi meningkat secara tajam dari 50 juta hektar di permulaan abad ke-20 menjadi lebih dari 250 juta hektar saat ini. Oleh karenanya sektor pertanian dengan irigasi teknis dan non-teknis adalah pemakai terbesar air yang diambil dari sumber air sungai, danau, dan air tanah, yang mencapai sekitar 73 persen dari penarikan air segar dunia. Bahkan di negara-negara berkembang, khususnya Afrika, pemakaian air irigasi pertanian jauh melampaui 73 persen dari total penarikan airnya sedangkan di India jauh lebih besar yaitu 93 persen. Di sisi lain, harus diakui bahwa irigasi yang secara tradisional dikelola oleh pemerintah merupakan sektor publik yang paling tidak efisien dengan biaya investasi yang makin mahal dan jumlah subsidi yang besar serta ditandai dengan transparansi dan akuntabilitas publik yang kurang  atau tidak ada samasekali terhadap kinerjanya .

II.2.2. Industri

 

            Worldwatch institute melaporkan bahwa penggunaan air terbesar kedua setelah sektor pertanian adalah industri dengan pemakaian sebesar 22% dari total freshwater dunia. Pembangunan sektor industri pada umumnya memerlukan dukungan yang pasti dari infrastruktur sumberdaya air, khususnya dalam proses pengolahan bahan baku. Dalam sejarah perkembangan industri yang berkembang pesat, konsumsi air pun juga ikut meningkat secara pesat, terutama pada beberapa maju dan berkembang.

 

II.2.3. Domestik (Rumah Tangga)

 

         Pemakaian air untuk kebutuhan rumah tangga menempati urutan ketiga dalam total pemakaian air dunia, yaitu sebesar 8 %. Kebutuhan air untuk menunjang kebutuhan hidup manusia sehari-hari meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Bahkan PBB memprediksikan bahwa  tahun 2025, 75% populasi penduduk dunia akibat pertumbuhan secara eksponensial tidak akan mendapatkan pasokan air bersih.

 

II.3. Kontroversi Sumber Daya Air

 

         Krisis air dan ketertarikan bisnis mengkombinasikan hasil pendekatan baru dalam manajemen sumber daya air. Pendukung dari pendekatan yang baru yang menyalahai konsep terlalu menekankan nilai-nilai social dari air, yang menyebabkan terjadinya eksploitasi dan penggunaan yang tidak efisien dari air. Memprioritaskan nilai ekonomis, menurut pandangan mereka, merupakan satu-satunya cara yang efektif, efisien, dan menyuarakan lingkungan hidup dalam manajemen air beserta penggunaannya. Poin keempat dari prinsip Dublin mengklarifikasikan bahwa “ air memiliki nilai ekonomis di dalam seluruh kompetisi penggunaannya dan harus dikenali sebagai benda ekonomi (economic goods) “. Di lain pihak, pandangan lain menyatakan bahwa hak terhadap air yang setara merupakan hak asasi setiap manusia. UUD 1945 pasal 33 ayat 2 menjamin hak dasar tersebut. Pasal 33 ayat 2 tersebut menyatakan bahwa, “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat “. Kalimat tersebut mengandung makna tanggung jawab Negara untuk menjamin dan menyelenggarakan penyediaan air yang menjangkau setiap individu warga Negara. Pada tingkat internasional, hak atas air setara juga diteguhkan dalam Ecosoc Declaration (Deklarasi Ekonomi, Sosial, dan Budaya) PBB pada bulan November 2002.

         Namun, hingga kini, hak atas air bagi setiap individu terancam dengan adanya agenda privatisasi air dan komersialisasi air baik dalam skala global maupun nasional. Agenda ini didorong oleh lembaga keuangan (World Bank, ADB (Asian Development Bank), dan IMF) di sejumlah negara sebagai persyaratan pinjaman. Ini merupakan bagian dari kepentingan kapitalis global sector air untuk menguasai sumber-sumber air dan badan penyedia air bersih milik pemerintah.

         Sebagai contoh di Indonesia, pada tanggal 19 Februari 2004, DPR telah mengesahkan UU Sumber Daya Air yang baru. Dalam UU yang baru ini bebrapa pasal memberikan peluang privatisasi sector penyediaan air minum, dan penguasaan sumber-sumber air (air tanah, air permukaan, dan sebagian badan sungai) oleh badan usaha dan individu.

         Melalui privatisasi ini, maka jaminan pelayanan hak dasar bagi rakyat banyak tersebut akhirnya ditentukan oleh swasta dengan mekanisme pasar “ siapa ingin membeli/ siapa ingin menjual”.

           

II.4. Mekanisme Konflik Air

 

         Beragamnya penggunaan air, bagaimanapun juga berjalan seiring dengan tercukupinya suplai air. Kekringan menimpa banyak tempat sebagai hasil dari perubahan drastic iklim global. Hujan menjadi jarang dan tidak lagi sesuai dengan musimnya. Ketersediaan air permukaan (ground water) menurun akibat dari buruknya manajemen dan sistem konservasi.

         Pengurangan secara drastis ketersediaan air bahkan menjatuhkan banyak korban. Perhitungan menunjukkan bahwa sekitar 1,2 milyar populasi dunia tidak terakses dengan air, dan angka ini diproyeksikan akan mencapai 2,3 milyar pada tahun 2025. Apabila aksi nyata untuk mengatasi masalah ini diabaikan maka sekitar 3,4, juta jiwa akan mati disebabkan oleh kelangkaan terhadap akses air.

         Komunitas Internasional telah berusaha untuk membahas problem kritis ini. Pada tahun 1977, PBB mengadakan Wolrd Water Forum yang pertama di Mar del Plata, Argentina. Mendeklarasikan tahun 1980an (1981-1991) sebagai decade untuk air dan sanitasi, forum dibentuk untuk menyusun usaha untuk meyakinkan suplai yang berkecukupan akan air yang aman dan sanitasi yang baik untuk semua. Sejak saat itu, diskusi tentang masalah air global selalu menggunakan kata krisis untuk menekankan tentang betapa seriusnya masalah.

         Pada bulan Januari 1992, International Conference on Water and Environment Development Issues for the 21 st Century menggunakan pendekatan baru untuk manajemen sumber daya air, dan pengenalan nilai ekonomis air. World Water Forum kedua pada bulan Maret 2000 di The Hague, Belanda kembali menekankan akan pentingnya manajemen sumber daya air yang terintegrasi untuk air yang aman.

         Pada satu sisi, krisis air mensyaratkan manajemen yang terintegrasi untuk meyakinkan adanya keberlanjutan suplai air, jika tidak hal ini akan menimbulkan beberapa resiko seperti konflik air secara horizontal dan vertikal baik dalam skala global, nasional, maupun lokal.

 

II.5. Batasan Konflik Air

 

         Keberadaaan air yang semakin penting dalam kehidupan, menimbulkan banyak kompetisi dalam mengeksploitasinya. Berbagai alasan yang dikemukakan dalam rangka mendapatkan air sebanyak-banyaknya mulai dari alasan politis, sosial, dan ekonomis. 

         Identifikasi konflik adalah hal yang pragmatis. Jika identifikasi tipe konflik benar, seseorang dapat memprediksi pelaku, tujuan, persepsi, struktur, dan termasuk kunci-kunci politik (Frey, 1993, 59). Batasan Konflik antara individu dengan kelompok memiliki nilai yang berbeda mulai dari prioritas, minat, dan harapan untuk masa depan. Konflik dapat berlangsung secara horisontal , yaitu konflik antara daerah hulu dengan daerah hilir dalam skala global, nasional, dan lokal.

         Pada sektor sumber daya air konflik berkorelasi dengan masalah kekurangan air (water scarcity) dan privatisasi air. Mengutip tipologi yang diturunkan oleh teori Rotham (2001) pada sebuah resolusi konflik yang interaktif menyatakan bahwa konflik air pada hakikatnya merupakan perang antara “strategi melawan simbolik”. Pertanyaan yang esensial adalah apakah air dilihat hanya sebagai barang komoditi (economic goods) atau sebagai barang umum (public goods), yang akan berimplikasi juga pada pengalokasiannya. Kesenjangan ini mungkin bervariasi dari kasus satu ke kasus yang lain. Konflik secara simbolik dalam kondisi seperti ini menyebabkan negosiasi air menjadi lebih sulit.

         Secara umum, terdapat tiga pendekatan untuk mengidentifikasi konflik air yang terjadi di berbagai wilayah, diantaranya pendekatan kuantitas, kualitas, dan waktu pendistribusian air (worldwatch institute).

         Pendekatan kuantitas melakukan identifikasi konflik air dari sudut pandang perbedaan jumlah volume air yang diterima antara satu daerah dengan daerah yang lain. Sehingga muncul kompetisi dari tiap daerah untuk mendapatkan air sebanyak-banyaknya untuk mencukupi kebutuhan air di daerahnya.

         Pendekatan kualitas melakukan identifikasi konflik air dari sudut pandang degradasi ekologi dan lingkungan. Penurunan kualitas air baik air tanah (ground water) maupun (surface water) yang disebabkan oleh polutan dan zat kimia lainnya menimbulkan berbagai masalah sosial terutama masalah kesehatan.  Bahkan Wolrd Commision on Water  melaporkan bahwa setiap tahun, sekitar 2,2 juta jiwa mati akibat diare, 1,1 juta akibat malaria, 17.000 orang akibat cacing usus, dan 15.000 orang akibat demam yang disebabkan oleh pengkonsumsian secara langsung air yang telah terkontaminasi akibat polutan. Polutan disini sifatnya sangat dinamis, artinya polutan mampu bergerak dari wilayah sumber polutan (daerah hulu) menuju daerah hilir yang melintasi daerah-daerah transisi. Sehingga berpotensi menimbulkan konflik karena kesenjangan kualitas air yang diterima.

         Pendekatan waktu melakukan identifikasi konfik air ditinjau dari sudut pandang manajemen pengelolaan sumber daya air dan waktu pendistribusiannya. Manajemen pengelolaan sumber daya air berkaitan dengan kemampuan memprediksi jumlah water storage dan water shortage dalam hal jumlah cadangan air, terutama ketersediaan aliran permukaan, seperti waduk, irigasi, bendungan, saluran,dll. Sedangkan pendistribusian berkaitan dengan tingkat pemerataan berdasarkan tingkat kebutuhan masing-masing sektor seperti sektor pertanian, industri, dan rumah tangga. Konflik terjadi apabila manajemen dan pendistribusian tidak sinergis dengan kebutuhan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN

 

III.1. Gambaran Umum Wilayah Konflik Air di Sungai Danube (Eropa)

         III.1.1. Sungai Danube

            Danube River, salah satu sungai besar di Eropa, kedua hanya dengan Volga panjang dan pembuangan air. Dari sumber di Hutan Hitam Jerman Danube yang mengalir 1.750 mil (2.816 km) umumnya southeastward ke Laut Hitam. Ini menerima beberapa 300 tributaries, termasuk Drava, Prut, Sava, dan Tisza, habis dan sebuah wilayah 320.000 mil persegi (830.000 km 2).

 

         Sungai mengalir melalui Jerman, Austria, Slowakia, Hungaria, Kroasia, Serbia dan Montenegro, Bulgaria, Rumania, Moldova, dan Ukraina. Tidak ada di negara-negara yang disebut Danube, yang adalah nama Inggris. Berbagai nama yang Donau (Jerman dan Austria), Dunaj (slowakia), Duna (Hungaria), Dunav (Kroasia, Yugoslavia, dan Bulgaria), Dunarea (Rumania dan Moldova), dan Dunay (Ukraina).

 

         Di perbatasan antara Serbia dan Montenegro dan Rumania, yang mengalir melalui Danube yang sempit jurang yang disebut Iron Gate. Dengan mulut yang besar menyeberangi sungai, rawa delta utama dalam tiga distributaries. Danube yang dikembangkan dengan baik adalah sebagai rute transportasi.

 

Luas DAS

817

Km2

 

Panjang DAS

2 850

Km

 

Debit per Bulan:

6 500

m3/s

 

Debit Rata-Rata

Vienna (Austria)

1,9

m3/s

 

Budapest (Hungary)

2,35

m3/s

 

Belgrade (Serbia & Montenegro)

4

m3/s

 

Percentage Watershed Area

Romania

28.90%

Ukraine

3.80%

Hungary

11.70%

Czech Republic

2.60%

Austria

10.30%

Slovenia

2.20%

Serbia & Montenegro

10.30%

Moldova

1.70%

Germany

7.50%

Switzerland

0.32%

Slovakia

5.80%

Italy

0.15%

Bulgaria

5.20%

Poland

0.09%

Bosnia and Herzegovina

4.80%

Albania

0.03%

Croatia

4.50%

 

 

        

 

III.2. Gambaran Umum Wilayah Konflik Air di Sungai Jordan (Asia)

         III.2.1. Sungai Jordan

 

         Sungai Jordan merupakan sungai yang mengalir melewati beberapa negara di timur tengah, diantaranya Lebanon, Syiria, Israel, West Bank, dan Jordania

         Luas wilayah DAS Sungai Yordania terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu bagian dari Libanon, Suriah, Israel, dan Yordania. Sungai berasal dari Libanon dan memiliki total rata-rata aliran 1.200 juta m3 per tahun. Sistem sungai ini terdiri dari sistem sungai Yordan dan Sungai Yarmuk yang mengalir dari Suriah. Dengan iklim gurun dan curah hujan yang sedikit di daerah ini, air telah menjadi sumber daya yang paling berharga (Klare). Sebagian negara yang terdapat di sekitar DAS Sungai Yordan merupakan negara miskin. Akuifer tanah dijadikan sebagai sumber pasokan air ke negara-negara yang bergantung pada sungai Yordan. Air menggunakan bervariasi di seluruh wilayah. Israel menggunakan besar jumlah air yang tersedia dalam bak, dan selanjutnya sesuai adalah Yordania. Yang diduduki Israel-Tepi Barat menggunakan jumlah terkecil. Harian jumlah air per orang di Sungai Yordan Basin adalah yang terendah di dunia (kelangkaan air di Sungai Yordan Basin).

         SYIRIA

         Letak Geografis:  33 º 30 'N, 36 º 19' E

 

Lokasi Syria adalah relatif baik di utara dan timur hemispheres. Ada berada di Timur Tengah, yang dikenal geografis wilayah barat daya Asia. Negara ini berbatasan dengan Laut Tengah, dan oleh negara-negara Turki, Irak, Yordania, Israel dan Libanon.

Secara umum istilah Landforms syria adalah dataran gurun, dissected oleh gunung. Sebuah dataran pantai sempit fronts di Laut Tengah. Di sebelah barat-tengah dan utara yang Anti-gunung Libanon dan Bishri mendominasi pemandangannya. Titik tertinggi, Gunung Hermon, berdiri jauh di barat daya.

Signifikan badan air danau termasuk al-Assad (a man-made reservoir,) yang dibuat oleh sebuah bendungan di sungai Efrat. Efrat yang lama dan upeti, yang Khabur (keduanya meningkat di daerah pegunungan di Turki) adalah sungai besar. Puluhan banyak sungai kecil yang mengalir turun menjadi pusat lembah.

 

         Iklim

Iklim gurun wilayah di timur dan tenggara, panas, kering, dan sunny summers adalah normal. Suhu di atas 105 º F cukup umum. Sepanjang pesisir Mediterania, siang hujan biasa terjadi di musim panas, dan suhu sangat nyaman, meskipun kelembaban tinggi.  Di sebelah barat dan utara pusat-lembah pegunungan, curah hujan yang lebih jelas; suhu berkisar antara 45 º F di musim dingin, 80 º M di musim panas.

Curah hujan di wilayah Damaskus lebih ringan seperti gunung memblokir tradisional hujan dari Laut Tengah. Suhu di ibu kota berkisar antara 40 º F di musim dingin hingga 95 º M di musim panas.

 

         ISRAEL

Israel terletak di sebelah utara khatulistiwa dari sekitar 31 ° 30 'lintang utara dan 34 ° 45' bujur timur. Geografi yang dari Israel adalah beragam, dengan gurun kondisi di selatan, dan gunung-gunung yang tertutup salju di utara. Israel yang terletak di 31 ° 30'N 34 di ujung timur Laut Tengah di bagian barat Asia.  Di sebelah barat Israel adalah Laut Tengah yang membuat sebagian besar atas israel dari 273 kilometer (170 mil) garis pantai dan Gaza strip. Sebuah jendela kecil menuju laut merah ada di sebelah selatan.

 

Israel terdiri dari wilayah seluas 20.770 km (7.992 mil persegi), yang meliputi 445 kilometer persegi (172 mil persegi) di pedalaman air. Israel juga sebagian mengendalikan Tepi Barat, 5.879 km (2.270 mil persegi) dan Golan Heights, 1.150 kilometer persegi (444 mil persegi)

 

Bagian selatan Israel didominasi oleh Negev desert meliputi beberapa 12.000 kilometer persegi (4.633 mil persegi), lebih dari setengah dari total tanah negara kawasan. Sebelah utara dari Negev berisi Judean Desert, yang, pada perbatasan dengan Yordania, berisi Laut Mati yang di -408 meter (-1339 ft) adalah titik terendah di dunia. Daerah pedalaman dengan pusat Israel didominasi oleh Judean Hills di Tepi Barat, sedangkan pusat dan pantai utara terdiri dari rata dan subur Israel pesisir polos. Pedalaman, di wilayah utara berisi Mount Carmel pegunungan, yang diikuti oleh pedalaman subur Jezreel Valley, kemudian perbukitan Galilea wilayah. Di Laut Galilea ini terletak di luar, dan dibatasi di timur oleh Golan Heights, yang berisi titik tertinggi di bawah kontrol Israel, yang di puncak Gunung Hermon massif, pada 2.236 meter (7.336 kaki). Titik tertinggi di Israel dari wilayah yang diakui internasional Gunung Meron pada 1.208 meter (3.963 kaki)

 

         Fisiografi Israel

Israel dibagi menjadi empat wilayah fisiografi: di pantai Mediterania polos, Central Hills, di Yordania Valley renggang dan Negev Desert.

 

  1. Dataran Pantai Mediterania

Pantai Plain stretches dari perbatasan di Libanon utara ke Gaza di sebelah selatan, hanya terputus oleh Cape Carmel di Haifa Bay. Panjangnya sekitar 40 km (25 mil) dan lebar di Gaza Menyempit ke arah utara ke sekitar 5 kilometer (3 mil) di perbatasan Libanon. Daerah ini subur dan lembab (historis malaria) dan dikenal dengan jeruk buah-buahan dan pemeliharaan tanaman anggur.

 

  1. Central Hills

Pedalaman (timur) dari pantai yang terletak di tengah dataran tinggi daerah. Di sebelah utara dari daerah ini terletak di pegunungan dan bukit di Galilea Atas dan Galilea Bawah yang umumnya 500 meter (1.640 kaki) untuk 700 meter (2.297 kaki) walaupun di ketinggian maksimum mencapai ketinggian 1.208 meter (3.963 kaki) di Gunung Meron. Selatan dari Galilea, di Tepi Barat, adalah Samarian Hills dengan sejumlah kecil, subur lembah jarang mencapai ketinggian 800 meter (2.625 ft). Selatan Yerusalem, juga terutama di Tepi Barat, yang sebagian besar mandul Judean Hills, termasuk Gunung Hebron. Pusat yang tinggi rata-rata 610 meter (2.001 kaki) di ketinggian dan mencapai ketinggian tertinggi di har Meron, pada 1.208 meter (3.963 kaki), di dekat Galilea Safed. [4] Beberapa melintasi lembah dataran tinggi kira-kira dari barat ke timur, yang terbesar adalah Jezreel Valley (juga dikenal sebagai Plain dari Esdraelon), yang stretches 48 kilometer (30 mil) dari Haifa tenggara ke lembah di Sungai Yordan, dan 19 km (12 mil) dengan luas di seluruh titik.

 

  1. Yordania Valley renggang

Timur yang terletak di pusat tinggi Yordania keretakan Valley, yang merupakan bagian kecil dari 6.500 km (4.039 mi)-lama Syria-Timur Afrika renggang. Dalam Israel Valley renggang yang didominasi oleh Sungai Yordan, di Laut Galilea (penting sumber air tawar yang juga dikenal sebagai Danau Tiberias dan Danau Kinneret), dan Laut Mati. [4] The Yordania, Israel terbesar dari sungai (322 kilometer (200 mil)), berasal di Dan, Baniyas, dan Hasbani dekat sungai Gunung Hermon di Anti-Lebanon Mountains dan mengalir ke arah selatan melalui kucam Hula Basin ke dalam air tawar danau Tiberias. Danau Tiberias adalah 165 km (64 mil persegi) dan ukuran, tergantung pada musim dan curah hujan, adalah sekitar 213 meter (699 kaki) di bawah permukaan laut.Dengan kapasitas air diperkirakan mencapai 3 kilometer kubik (106 miliar kaki kubik), ia menjabat sebagai kepala sekolah waduk di National Air Carrier (juga dikenal sebagai Kinneret-terusan Negev

 

  1. Negev Desert

Negev Desert yang terdiri dari sekitar 12.000 kilometer persegi (4.633 mil persegi), lebih dari separuh dari total tanah Israel daerah. Secara geografis itu adalah perpanjangan dari Sinai Desert, membentuk sebuah segitiga kasar dengan basis di utara dekat Beersheba, maka Laut mati, dan bagian selatan Judean Hills, dan memiliki puncak di ujung selatan negeri di Eilat.

 

 

         Iklim

Israel memiliki iklim Mediterania dengan panjang, panas, hujan dan summers relatif singkat, dingin, hujan Winters (Köppen klasifikasi iklim Csa). Iklim seperti itu adalah sebagai akibat dari Israel lokasi antara subtropis kegersangan dari Sahara dan Arab pasir dan subtropis kelembaban yang Levant Mediterania dan Timur. Kondisi iklim yang sangat variabel di dalam negara setempat dan dimodifikasi oleh ketinggian, lintang dan kedekatan ke Mediterania

 

         Libanon

Libanon terletak sepanjang sisi timur dari Laut Tengah yang panjangnya hampir tiga kali dengan lebar. Seperti letaknya dari Utara ke Selatan, lebar dari daerah menjadi sempit. Libanon dari daerah pegunungan, kedekatan dengan laut, dan lokasi strategis di persimpangan dunia faktor yang menentukan dalam membentuk sejarahnya.

 

         Iklim

Libanon memiliki iklim Mediterania dicirikan oleh yang panjang, panas, kering dan panas, dan dingin, hujan musim dingin. Fall adalah musim transisi bertahap dengan penurunan suhu dan sedikit hujan; terjadi musim semi saat musim dingin hujan menyebabkan vegetasi untuk menghidupkan kembali. Topografis menciptakan variasi modifikasi lokal dari dasar pola iklim. Sepanjang pantai, summers yang panas dan lembab, dengan sedikit atau tanpa hujan.

 

        

III.3. Gambaran Umum Wilayah Konflik Air di Sungai Nil (Afrika)

         III.3.1. Sungai Nil

         Sungai ini merupakan sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah.

         Karakteristik Sungai Nil:

1        Sungai nil memiliki panjang mencapai 6670 km membentang dari selatan ke utara

2        Membentang dari pada garis 3,30 derajat lintang selatan, sampai 31derajat lintang utara, atau dengan kata lain bahwa sungai ini memotong lebih dari 34,5 derajat garis lintang

3        sungai Nil merupakan sungai yang mengalir melalui daerah-daerah yang beragam dan dengan iklimnya yang bermacam-macam pula

         Setiap tahun sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50 kilometer. Di sekeliling lembah sungai adalah gurun. Batas timur adalah gurun Arabia di tepi Laut Merah. Batas selatan terdapat gurun Nubia di Sudan, batas barat adalah gurun Libia. Kemudian batas utara Mesir adalah Laut Tengah.

         Menurut mitos, air sungai yang mengalir terus tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah puteranya yang gugur dalam pertempuran. Namun secara ilmiah, air tersebut berasal dari gletsyer yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro sebagai hulu sungai Nil.

         Peranan sungai Nil begitu penting bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah sungai tersebut. Maka tepatlah jika Herodotus menyebutkan “Mesir adalah hadiah sungai Nil” (Egypt is the gift of the Nile). Lembah sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.

Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat Mesir, maka dijalinlah hubungan dagang dengan Funisia, Mesopotamia dan Yunani di kawasan Laut Tengah. Peranan sungai Nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak perahu-perahu dagang yang melintasi sungai Nil.

Data Basin Sungai Nil di Afrika

Basin Name

Total area of basin (sq. km) (1)

Country name

Area of country in basin (sq. km)

Percent area of country in basin (%)

Nile (9)

3,031,700

Sudan

1,927,300

63.57

 

 

Ethiopia

356

11.74

 

 

Egypt

272,6

8.99

 

 

Uganda

238,5

7.87

 

 

Tanzania, United Republic o

120,2

3.96

 

 

Kenya

50,9

1.68

 

 

Congo, Democratic Republic of (Kinshasa)

21,4

0.71

 

 

Rwanda

20,7

0.68

 

 

Burundi

12,9

0.43

 

 

Egypt, administered by Sudan

4,4

0.15

 

 

Eritrea

3,5

0.12

 

 

Sudan, administered by Egypt

2

0.07

 

 

Central African Republic

1,2

0.04

 

         Berikut ini akan di jelaskan gambaran umum wilayah Mesir dan Sudan:

 

         Mesir

 

         Mesir mewakili geografi Mesir yang terletak di sudut timur laut dari benua Afrika di Laut Tengah yang terletak di utara Mesir. Mesir adalah sedikit lebih dari tiga kali ukuran Meksiko dan berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan dan di timur oleh Laut merah dan Israel.

         Mesir dapat dibagi menjadi 5 fisiografi utama: barat gurun, Nil Valley, Delta Nil di timur atau Arab Desert dan Semenanjung Sinai. Tanah dengan tingkat horination (mappble tanah) meliputi 83,15% dari Mesir. Sisanya di negara ini dilindungi oleh Dunes dan pergeseran pasir, batu dan puing gurun detritus yang tidak menunjukkan bukti bahwa terjadi pembentukan tanah. Asosiasi tanahyang utama adalah: calcaric fluvisols, solonckhaks, regosol, lithic leptosols dan dicampur lithic leptosols.

         Iklim

         Musim Panas (Shaif) Mei-Juli, Musim Gugur (Kharif) Agustus-Oktober, Musim Dingin (Syita') November-Januari, Musim Semi (Rabi') Februari-April.
Suhu paling rendah di Cairo berkisara antara 4-12 Derajat Celsius dan pada puncak musim panas mencapai 42 derajat celcius.

         Geografis Mesir

         Letak Geografis Dan Kultural Negara Mesir terletak di Timur laut Benua Afrika, berpautan langsung dengan Benua Asia tepatnya diwilayah Sinai. Adapun perbatasan perbatasannya sebagai berikut : Utara - Laut Tengah Selatan - Sudan. Barat - Libia. Timur - Palestin dan Libanon.

         Luas Negara Mesir adalah 994.000 km2 dengan jumlah penduduknya mendiami wilayah sekitar sungai Nil. Mesir beriklim Subtropis, terdapat 4 musim, yaitu:
- Musim dingin, pada bulan November, Desember, Januari dan Februari.
- Musim semi, pada bulan Maret dan April.
- Musim panas, pada bulan Mei, juni, juli, Agustus.
- Musim gugur, pada bulan September dan Oktober.
Dari segi kultural Mesir tergolong dalam kelompok negara- negara Arab

         Sudan

         Republik Sudan adalah sebuah negara di Afrika timur laut yang merupakan negara terbesar di Afrika dan seringkali masih dianggap bagian Timur Tengah. Ibukotanya di Khartoum.

         Iklim

         Sudan meskipun terletak di daerah tropis, iklim berkisar antara gersang di utara ke tropis basah dan kering di barat daya jauh. Temperatur yang tidak jauh berbeda dengan musim di lokasi; iklim yang paling penting adalah variabel curah hujan dan panjang musim kemarau. Variasi panjang musim kemarau yang bergantung pada dua aliran udara predominates, angin kering dr timur laut dari Semenanjung Arab di sebelah barat daya atau basah angin dari Sungai Kongo kumba.

         Dari Januari sampai Maret, negara ini di bawah pengaruh dari northeasterlies kering. Hampir tidak ada curah hujan di seluruh negeri, kecuali sebagian kecil di wilayah Sudan barat laut di mana angin yang telah lulus melalui Mediterania membawa sesekali hujan ringan. Awal April, membasah southwesterlies telah mencapai Sudan selatan, membawa hujan lebat dan badai. Juli oleh udara yang lembab telah mencapai Khartum, dan pada bulan Agustus ini meluas ke batas utara biasa sekitar Abu Hamad, meskipun dalam beberapa tahun udara lembab bahkan mencapai perbatasan Mesir. Pada bulan September yang kering northeasterlies mulai memperkuat dan mendorong ke selatan dan pada akhir Desember mereka menutupi seluruh negara. Yambio, dekat perbatasan dengan Zaire, memiliki sembilan bulan musim hujan (April-Desember) dan menerima rata-rata 1142 millimeters hujan setiap tahun; Khartum memiliki tiga-bulan musim hujan (Juli-September) dengan curah hujan tahunan rata-rata dari 161 millimeters; Atbarah menerima shower pada Agustus bahwa produksi tahunan rata-rata hanya 74 millimeters.

         Suhu yang tinggi pada akhir musim kemarau ketika langit ceria dan udara kering memungkinkan mereka memuncak.. Jauh di selatan,  namun hanya singkat dengan musim kemarau, suhu telah seragam sepanjang tahun.. Sudan utara, dengan musim hujan singkat, telah suhu panas siang hari sepanjang tahun, kecuali untuk bulan musim dingin di barat laut dimana terdapat endapan dari Mediterania dalam bulan Januari dan Februari. Kondisi di daerah yang tinggi umumnya dingin, dan suhu panas siang hari selama musim kemarau di pusat dan utara Sudan jatuh pesat setelah matahari terbenam. Suhu terendah di Khartum rata-rata 15 ° C di bulan Januari dan telah dikeluarkan seperti rendah sebanyak 6 ° C setelah lulus dari depan yang dingin di musim dingin.

         Geografi Sudan (15 ° 00' LU 30 ° 00' BT/ 15 ° LU 30 ° E / 15; 30BT)

         Sudan terletak di timur laut. Sudan berbatasan dengan Mesir di utara, Eritrea dan Ethiopia di timur, Kenya dan Uganda di tenggara, Kongo dan Republik Afrika Tengah di barat daya, Chad di barat, dan Libya di barat laut.

         Sudan utara, letaknya di antara perbatasan Mesir dan Khartoum, memiliki dua bagian, padang gurun dan Lembah Nil. Di sebelah timur yang terletak di Nile Nubian Desert, ke barat, Libya Desert. Hampir tidak ada curah hujan di padang pasir, dan di Nubian Desert tidak ada oases. Di sebelah barat, terdapat beberapa lubang air kecil, seperti bir yang Natrun, di mana air mencapai permukaan untuk membentuk sumur yang menyediakan air untuk nomads, caravans, dan administrasi patroli, walaupun cukup untuk mendukung sebuah wahah dan memadai untuk memberikan untuk dihuni penduduk. Mengalir melalui gurun adalah Nile Valley, yang alluvial strip dari tanah yang dihuni tidak lebih dari dua kilometer dan lebar yang tergantung pada produktivitas tahunan banjir.

         Barat Sudan adalah istilah generik yang menggambarkan daerah yang dikenal sebagai Darfur dan Kurdufan yang terdiri dari 850.000 km2. Secara tradisional, ini telah dianggap sebagai satu unit daerah meskipun perbedaan fisik.  Barat Darfur merupakan undulating plain didominasi oleh volkanis massif dari Jabal Marrah tinggi 900 meter di atas Sudanic plain; drainase yang dari Jabal Marrah menuju dataran dapat mendukung dihuni penduduk. Barat Darfur berdiri di kontras ke utara dan timur Darfur, yang semidesert baik dengan sedikit air dari sungai-seling dikenal sebagai wadis atau dari sumur kering yang biasanya pergi selama musim dingin bulan. Barat laut dari Darfur dan terus menjadi Chad terletak di wilayah yang tidak biasa disebut jizzu, dimana musim dingin hujan sporadis dihasilkan dari Mediterania sering memberikan grazing menjadi unggulan Januari atau bahkan Februari. Bagian selatan wilayah barat Sudan yang dikenal sebagai qoz, tanah pasir Dunes bahwa pada musim hujan yang ditandai dengan rolling mantel dari rumput dan memiliki lebih sumber air dengan menggali lubang dan hafri (sing., hafr) daripada berapa utara. Fitur yang unik dari barat Sudan adalah Nuba gunung berbagai Kurdufan tenggara di bagian tengah negara, yang terisolasi dari kesatuan kubah, sugarloaf bukit yang naik steeply dan tiba-tiba dari Sudanic besar polos. Banyak bukit-bukit yang terpencil dan memperpanjang hanya beberapa kilometer persegi, tetapi terdapat beberapa bukit besar massa dengan internal lembah yang memotong melalui gunung-gunung di atas dataran tinggi.

III.3. Gambaran Umum Wilayah Konflik Air di Sungai Amazon (Amerika)

            Amerika Selatan

Amerika Selatan adalah sebuah benua yang berada di antara Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik yang tersambung dengan Amerika Utara melalui Tanah Genting Panama. Benua ini dilintasi oleh garis khatulistiwa, dan sebagian besar dataran benua tersebut berada di belahan bumi selatan.Bagian barat benua Amerika Selatan terdiri dari barisan pegunungan Andes dari utara hingga ke selatan, sedangkan bagian timur benua merupakan dataran rendah sebagian besar merupakan basin sungai Amazon, dengan hutan tropis yang lebat.

 

 

         Sungai Amazon

Kata Amazon berasal dari bahasa Spanyol: Río Amazonas, bahasa Portugis: Rio Amazonas) adalah sungai di Amerika Selatan yang merupakan sungai terpanjang kedua di dunia setelah Sungai Nil di Afrika. Sungai Amazon memiliki total aliran terbesar dari sungai manapun, membawa aliran melebihi Sungai Mississippi, Nil, dan Yangtze bila digabungkan. Amazon juga memiliki sistem peraliran terbesar dari seluruh sistem sungai. Meskipun Nil sungai terpanjang, namun Amazon bisa dianggap "terkuat" (dilihat dari jumlah air yang mengalir per detik).

Jumlah air tawar yang dilepas ke Samudra Atlantik sangat besar: 184.000 m³ per detik (6,5 juta kaki³) di musim hujan. Aliran Amazon merupakan seperlima dari jumlah seluruh air tawar yang masuk ke laut di seluruh dunia. Air di laut dekat sungai ini memiliki kadar garam yang rendah sampai beratus mil jauhnya.

Sungai utamanya (biasanya memiliki lebar satu sampai enam mil) dapat dilalui untuk kapal uap samudra besar sampai Manaus, hampir 800 mil ke hulu sungai dari mulutnya. Kapal laut yang lebih kecil dengan berat 3.000 ton dan 5,5 m (18 kaki) dapat mencapai sejauh Iquitos, 3.700 km (2.300 mil) dari laut. Kapal sungai kecil dapat mencapai 780 km (486 mil) lebih jauh sampai Achual Point. Lewat dari sana, hanya perahu kecil yang dapat naik sampai Pongo de Manseriche, di atas Achual Point.

Sungai ini mengambil air dari koordinat 5° LU sampai 20° LS. Sumber paling jauh ditemukan di dataran tinggi inter-Andes, jarak yang cukup dekat dengan Samudra Pasifik; dan setelah menempuh jarak 7.200 km (4.800 mil) melalui pedalaman Peru dan melewati Brasil, ia masuk Samudra Atlantik di katulistiwa.

Namun sering dengan berjalannya waktu kebutuhan air di Amerika Selatan meningkat sehingga memicu terjadinya konflik lintas negara (transboundary conflict), diantaranya terdapat beberapa pemicu konflik disebabkan oleh; 100 juta orang sulit mendapatkan sanitasi yang baik.Harga Air yang tidak seimbang di setiap daerah (Air Mahal karena Privatisasi), air tanah berkurang karena penggunaan yang berlebihan, air tanah tercemar polusi. Konflik ini terjadi di negara-negara di Amerika Selatan.

III.4. Gambaran Umum Wilayah Konflik Air di Indonesia

         Letak Wilayah

Luas wilayah mencapai 37.366.838 Ha atau 373,7 Km2

Letak astronomis  6º, 5' - 7º, 10' LS dan 110º, 35' BT.

Posisi geografis Kota Semarang terletak di pantai Utara Jawa Tengah,

Letak geografi Kota Semarang ini dalam koridor pembangunan Jawa Tengah dan merupakan simpul empat pintu gerbang, yakni

o       koridor pantai Utara,

o       koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu,

o       koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan dan

o       Koridor Barat menuju Kabupaten Kendal.

         Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan, terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transport Regional Jawa Tengah dan kota transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.

         KLIMATOLOGI

         Semarang memiliki iklim tropis 2 (dua) jenis yaitu musim kemarau dan musim penghujan yang memiliki siklus pergantian + 6 bulan. Hujan sepanjang tahun, dengan curah hujan tahunan yang bervariasi dari tahun ke tahun rata-rata 2215 mm sampai dengan 2183 mm dengan maksimum bulanan terjadi pada bulan Desember sampai bulan Januari. Temperatur udara berkisar antara 25.80 0 C sampai dengan 29.30 0 C, kelembaban udara rata-rata bervariasi dari 62 % sampai dengan 84 %. Arah angin sebagian besar bergerak dari arah Tenggara menuju Barat Laut dengan kecepatan rata-rata berkisar antara 5.7 km/jam

Iklim di Kota Semarang yang dapat tersaji di antaranya suhu, kelembaban, curah hujan, intensitas cahaya, dan kecepatan angin sebagaimana tersebut pada tabel di bawah ini. 

 

Tabel 5.   Ikim Di Kota Semarang

 

 

 

 

URAIAN

BULAN

Suhu

max

33,9 C

September, Oktober

 

min

22 C

Juli

Kelembaban

max

85%

Pebruari, Maret

 

min

71%

September

Curah Hujan

max

453 mm

Januari

 

min

69 mm

Agustus

Hari - hari Hujan

max

22 hari

Januari

 

min

5 hari

Agustus

Lamanya matahari

max

86%

Agustus

bersinar

min

42,5 %

Januari

Intensitas cahaya

max

445 cel/m2/hr

Oktober

matahari

min

348 cel/m2/hr

Juni

Kecepatan angin

max

4,7 knot

Januari

 

min

2,9 knot

April/Mei

         

                

            Banyumas

         Kabupaten Banyumas memiliki luas wilayah 132.759 Ha atau 4,08% dari luas Propinsi Jawa Tengah yang  terdiri dari:

         1. Lahan sawah 32.986 Ha atau 24,85%

         2. Lahan kering  99.773 Ha atau 75,15%. 

         Secara astronomis, Kabupaten Banyumas terletak diantara 108' 39' 27" - 109' 27' 15" BT dan 70 15' 05" - 7" 37' 10" LS 

         Secara geografis letak kabupaten Banyumas sebagai berikut :

         Batas-batas Kabupaten Banyumas dengan kabupaten lain adalah

* Sebelah Utara : Kabupaten Tegal dan Pemalang
* Sebelah.  Selatan : Kabupaten Cilacap
* Sebelah Barat : Kabupaten Cilacap dan Brebes
*Sebelah Timur: Kabupaten Purbalingga , Kebumen dan Cilacap  

         IKLIM

         Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis basah. Rata-rata suhu bulanan 26,3" C dengan suhu minimal 24,4' C dan suhu maksimal 30,9' C. Curah hujan sepanjang tahun, rata-rata terdapat 116 hari hujan dengan kapasitas 2.527 mm. Kawasan Wisata Alam Baturraden yang menjadi primadona Banyumas, memiliki curah hujan tertinggi mencapai 168 hari per tahun dengan kapasitas rata-rata 5.320 mm.


Tipe iklim di Kabupaten Banyumas menurut Smith Ferguson adalah


1. Tipe A: meliputi wilayah sekitar Gunung Slamet dan Kranggan
2. Tipe B : meliputi sebagian wilayah kaki Gunung Slamett dan sebagian besar lembah Serayu
3. Tipe C : meliputi sebagian lembah Serayu, dan pegunungan Serayu selatan.

TOPOGRAFI

         Wilayah Kabupaten Banyumas lebih dari 45% merupakan daerah dataran yang terbesar di bagian Tengah dan Selatan serta membujur dari Barat ke Timur.

         Ketinggian wilayah di Kabupaten Banyumas sebagian besar berada pada kisaran 25-100 M dpl yaitu seluas 42.310,3 Ha dan 100-500 M dpl yaitu seluas 40.385,3 Ha. Berdasarkan kemiringan wilayah, Kabupaten Banyumas mempunyai kemiringan yang terbagi dalam 4 ( empat ) kategori yaitu:

1.  0 – 2 0 mdpl meliputi areal seluas 43.876,9 Ha atau 33,05% yaitu
wilayah bagian Tengah dan Selatan.
2.  2 0 – 150  mdpl meliputi areal seluas 21.294,5 Ha atau 16,04% yaitu
sekitar Gunung Slamet
3. 15 0 – 400 mdpl meliputi areal seluas 35.141,3 Ha atau seluas 26,47%
yaitu daerah lereng Gunung Slamet
4.  Lebih dari 45 0 mdpl meliputi areal seluas 32.446,3 Ha atau seluas 24,44%
yaitu daerah Gunung Slamet.

         Kuningan

         Letak Geografis

         Kabupaten Kuningan terletak pada titik koordinat 108° 23' - 108° 47' BT dan 6° 47' - 7° 12' LS.

         Sedangkan ibu kotanya terletak pada titik koordinat 6° 45' - 7° 50' LS dan 105° 20' - 108° 40' BT

         Dilihat dari posisi geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-Majalengka dengan Jawa Tengah. Secara administratif berbatasan dengan:

• Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon

• Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)

• Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah)

• Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka

Kabupaten Kuningan terdiri atas 32 Kecamatan, 15 Kelurahan dan 361 Desa

 

         IKLIM

         Keadaan iklim Kabupaten Kuningan dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson, dengan temperatur bulanan berkisar antara 18° C - 32° C serta curah hujan pada daerah bagian barat dan selatan terutama daerah lereng gunung Ciremai berkisar antara 3.000 mm - 4.000 mm per tahun sedangkan pada daerah yang semakin datar di bagian timur dan utara berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm per tahun. Pergantian musim terjadi antara bulan November - Mei adalah musim hujan dan antara bulan Juni - Oktober adalah musim kemarau.

         Tabel Penyebaran Curah Hujan di Tiap Kecamatan

No.

Curah Hujan

Kecamatan

1

2.000 - 2.500 mm/tahun

Cibingbin, Luragung, Cidahu, Cigugur, Garwangi, Ciawigebang, Kadugede, Kuningan, Kramatmulya, Jalaksana, Selajambe, Subang, Lebakwangi, Ciniru

2

2.500 - 3.000 mm/tahun

Luragung, Ciwaru, Lebakwangi, Subang, Ciniru, Darma, Kuningan, Kramatmulya

3

Diatas 3.000 mm/tahun

Kramatmulya, Ciawigebang, Jalaksana, Cilimus, Mandirancan, Pasawahan

 

         Jumlah sungai baik besar dan kecil sebanyak 43 buah yang telah dimanfaatkan untuk kepentingan rumah tangga, perikanan, irigasi dan pengairan sawah, tetapi belum seluruhnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Diantara sungai yang cukup besar antara lain : Cisanggarung, Cijalengkok, Citaal, dan Cisadane. Selain itu terdapat 620 titik mata air yang tersebar diseluruh wilayah, terutama pada kawasan pegunungan dan perbukitan dengan total debit air sebesar 8.000 liter/detik. Selain itu ada beberapa sumber air yang berfungsi sebagai obyek wisata, antara lain : waduk Darma, Darma Loka, Kolam Cigugur, Telaga Remis dan Balong Dalem.

 

 

 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

IV.1. Analisis Konflik Air Di Wilayah Kajian

         IV.1.1. Konflik Air di Daerah Aliran Sungai Danube (Eropa)

         Penyebab Konflik

         Beberapa penyebab konflik air yang terdapat di sepanjang Daerah Aliran Sungai Danube , diantaranya :

1.      Distribusi air yang tidak merata akibat banyaknya bendungan yang dibuat di daerah transisi

2.      Kerusakan ekologi dan penurunan kualitas air akibat banyaknya infrastruktur yang di bangun di daerah konservasi Daerah Aliran Sungai Danube

3.      Kompetisi oleh beberapa negara yang sumber airnya sebagian besar disuplai oleh air yang berasal dari sungai Danube. Sehingga ketersediaan air anatarnegara tidak sama kuantitasnya.

Penyelesaian Konflik

Beberapa Usaha untuk meminimalisir terjadinya konflik air baik secara fisik maupun sosial di Daerah Aliran Sungai Danube, diantaranya :

1.      Pembentukan water forum baik antar daerah yang internal DAS Danube maupun dari lingkungan eksternal DAS Danube yang bertugas mengelola dan memanajemen sumber daya air sehingga tidak terdapat kesenjangan sosial ketersediaan air yang diterima masing-masing negara. Di bawah ini beberapa negara anggota europe water forum

Year

 Country

1951

Belgium, France, West Germany, Italy, Luxembourg, The Netherlands (founding members )

1973

Denmark, Ireland, United Kingdom

1981

Greece

1986

Portugal, Spain

1990

East Germany reunites with West Germany and becomes part of the EU

1995

Austria, Finland, Sweden

2004

Cyprus, Czech Republic, Estonia, Hungary, Latvia, Lithuania, Malta, Poland, Slovakia, Slovenia

2005

Accession of Bulgaria and Romania Screening of Croatia

2007

Membership of Bulgaria and Romania

2012

Membership of Serbia and Bosnia

 

2.      Efisiensi Air yang disosialisasikan kepada tiap negara untuk membangun mindset yang positif terhadap air.

 

         IV.1.2. Konflik Air di Daerah Aliran Sungai Jordan (Asia)

         Penyebab Konflik

         Beberapa penyebab konflik air di Sungai Jordan , antara lain :

1.      >90 % air di sabotase sebelum menjangkau daerah daerah yang lebih rendah di Sungai Jordan (Foeme, 2006). Daerah Sabotase Air antara lain :

         - 60% di sabotase oleh Israel untuk national Water Carrier pada tahun 1960

         - > 60 Bendungan di Syria

         - di kanal King Abdullah di Jordania

2.      Kemungkinan peningkatan konflik terdapat dua faktor :

-          Besar atau cepatnya perubahan morfologi fisik sungai

-          Institusi tidak mampu mengelola dan mengatur perubahan yang terjadi

3.      Tidak terdapat barang pengganti yang dapat dijadikan sebagai barang substitusi air

4.      Pengamanan air

5.      Stabilitas politik

6.      Kelangkaan air

 

 

         Kronologis Konflik Air

Tahun

Peristiwa

1948

Berdirinya Israel

1950

Terbentuk Perjanjian Israeli National Water

1953

Syria membentuk pasukan keamanan

1953-1956

Terbetuk formasi rencana Johnston (Johnston Plan)

1967

Perang selama 6 hari antara Israel dengan Syria

1978

Dibangun Kanal East Ghor

1994

Israel dan Jordan menandatangani perjanjian perdamaian

1994-sekarang

Membicarakan perdamaian bilateral dan multilateral untuk mengatasi konflik air

         Penyelesaian Konflik

         Beberapa langkah untuk meminimalisasi konflik air di Timur Tengah, diantaranya :

         1. Desalinasi

         2. Pemilihan perdagangan air

         3. Efisiensi Air salah satunya melalui

            - Pendidikan

            - Kerjasama sumber daya air multilateral

            - Persahabatan antara negara-negara di timur tengah

 

         IV.1.3. Konflik Air di Daerah Aliran Sungai Nil (Afrika)

         Konflik air di Afrika dapat menyebabkan sistem sosial beresiko atas pengeringan danau, pencemaran sungai, air minum yang tidak aman, collapsing perikanan. Masalah di Afrika yang menggambarkan fenomena counter-intuitif sering dilihat diseluruh dunia. Afrika sering bertengkar akibat adanya kelangkaan air, kualitas sehingga mereka sering memimpin kelompok atau bangsa untuk bekerjasama dan membuat perjanjian dan orang-orang yang pengertia. Tetapi, pada akhirnya perang akan berkembang dari hal-hal lain.

         Studi menunjukkan bahwa lebih dari 6000 danau di Afrika telah dibentuk dramatis selama dekade, ditiriskan oleh deforestasi, polusi dan pertanian. Dams, kotoran dan polusi industri memiliki dampak besar pada perikanan. Selama 20 tahun di negara-negara seperti Nigeria kehilangan hampir 80 persen dari air tawar. Sub-Sahara Afrika menerima curah hujan tak menentu dan pada bulan Mei sebagian besar benua berubah menjadi gurun. Kekurangan air terjadi pada suatu tempat dengan tingkat pertumbuhan penduduk tertinggi didunia dan diperkirakan bahwa sekitar 25 negara mungkin mengalami kekurangan air yang parah dalam waktu 20 tahun.

         Konflik air di Afrika yang akan di bahas dalam makalah ini adalah ”konflik air sungai nil” yang melewati sembilan negara di Afrika. Sungai Nil terbagi 2 yaitu aliran yang melewati negara hulu (Tanzania, Kenya, Zaire, Uganda, Ethiopia, Rwanda dan Burundi) dan hilir (Mesir dan Sudan).

         Aliran sungai Nil yang melalui 9 negara mengalami permasalahan yaitu:

1        Tidak selamanya 9 negara tersebut sepakat atas pembagian sungai nil termasuk jatah dan porsi masing-masing

2        Konflik terbesar muncul antara pengguna di hulu dan di hilir sungai nil. Negara yang berada di hulu sungai mengklaim hak kedaulatan atas air yang berasal dari teritorialnya, termasuk hak untuk menggunakan, menyimpan, mengalihkan, dan mencemari. Sementara negara-negara yang dilalui sungai itu, yang semakin ke hilir, semakin kecil posisi tawarnya, menuntut agar air sungai itu dijaga kealamiannya, supaya kebutuhan akan sumber air bersih tetap bisa dipenuhi

3        Karena letak Mesir yang lebih rendah (hilir) maka membuat Mesir rentan dengan berbagai kemungkinan yang memicu terjadinya ketegangan hubungan Sudan, Ethiopia dan Mesir

 

         Konflik air di Sungai Nil mulai dengan abad ke-20. Diawali ketika Mesir memutuskan untuk membuat bendungan Aswan untuk mengontrol banjir tahunan dan untuk kegiatan irigasi pertanian. Tetapi pembanguan ini mengundang protes dari negara Sudan karena Sudan akan kebanjiran yang berasal dari danau Nasser.

         Pembangunan bendungan bendungan tersebut bertujuan untuk:

1        Untuk menghindari air sungai Nil terbuang begitu saja di laut tengah,

2        Untuk menyimpan air Nil jika mengalami surut

3        Melindungi Mesir untuk bahaya bencana banjir

4        Memenuhi kebutuhan air

         Penyelesaian Konflik

         Pada tahun 1959, diadakan perjanjian (pemanfaatan penuh dari air sungai Nil) antara Sudan dan Mesir. Perjanjian ini menyatakan bahwa :

1.      peruntukan air tahunan untuk Sudan meningkat dari 4 - 8.5 milyar meter kubik

2.      Sudan juga diizinkan untuk melakukan serangkain pembangunan terhadap sungai Nil seperti pembangunan bendungan Rosieres dan Jonglei Canal

3.      Mesir diizinkan untuk membangun bendungan besar di dekat perbatasan Sudan yang akan mengatur aliran sungai ke Mesir dan menyediakan air selama kekeringan.

 

         IV.1.4. Konflik Air di Daerah Aliran Sungai Amazon (Amerika)

         a. Konflik air di Brasil dengan Paraguay (1962 – 1967)

    Konflik ini disebabkan oleh pengaturan sumber daya air yang ada menjadi tidak

    seimbang antara kedua negara.

·         Negosiasi antara Brazil dan Paraguay melalui pembangunan sungai Parana yang    terganggu oleh sepihak, brasil menunjukkan kekuatan militernya pada tahun      1962,  yang menginvasi wilayah tersebut dan mengklaim atas situs guaira     tersebut. Penyelesaiannya dilakukan melalui  Jalur Militer dilakukan pada tahun    1967 berikut   kesepakatan bersama untuk komisi memeriksa pembangunan di   daerah.

·         Pada bulan Juni tahun 2007 lalu, sekitar 1.500 petani, petani kecil, masyarakat adat, dan anggota organisasi non-pemerintah sibuk pembangunan situs di Mae Rosa peternakan, dalam Cabrobó untuk memprotes proyek. Demonstrasi yang dipimpin oleh Trukás (sebuah suku asli) yang menuntut demarkasi tanah sebagai wilayah adat dari keprihatinan bahwa proyek pengangkutan belum menjadi pertimbangan tanah hak-hak suku

 

 

         b. Konflik air di Bolivia

          Pada tahun 2000 dan 2005, air merupakan fokus dari privatisasi di Bolivia, Pada 

 kesempatannya, orang Bolivian dgn suara keras menentang privatisasi air, adil    

 mengklaim bahwa menaikkan harga yang signifikan dan kiri ribuan tanpa akses ke

 layanan air. sampai hari ini, 208.000 orang di El Alto terus hidup tanpa akses ke air.

 

         c. Konflik antara Venezuela dengan Guyana

 

Tahun

Keterangan

1840

Setelah Kemerdekaan Spanyol, British Guiana mengjklaim wilayah Essequibo, dimana Venezuela juga mengklaim termasuk wilayah Sungai Essequibo

1831

Sudut pandang Guyana: bahwa wilayah tersebut adalah bagian dari kerajaan Inggris.

Venezuela memperhitungkan bahwa Essequibo dibawah control Spanyol

Abad 19 akhir

Dilaporkan bahwa daerah tersebut kaya akan mineral dan sumberdaya, khususnya emas. Tensi antara kedua Negara semakin meningkat. Venezula semakin mengklaim wilayah tersebut.

1887

Venezuela memutuskan hubungan diplomatic dengan Inggris

1962

Pemerintah Venezuela mendeklarasikan oerjanjian 1899 dan mengklaim wilayah tersebut

1966

UK, British Guyana dan Venezuela menandatangani Perjanjian Genewa tentang perselisihan tersebut.

Guyana memprotes pembangunan Airstrip di Pulau Ankoko, Spanyol. Terletak di Sungai Cuyuni menjadi bagian dari perbatasan.

1968

Venezuela termasuk bagian dari wilayah perairan 9 mil dari garis pantai.

Guyana mengklaim hanya 3 mil dari garis pantai

Setelah itu, Venezuela mengklaim kembali menjadi 12 mil dari garis pantai.

1970

Guyana memproklamasikan sebagai Republik Guyana , kemudian terdapat laporan bahwa ada insiden di Pulau Ankoko.

1970

Guyana mengambil alih atas Proyek Elektrik Mazaruni di wilayah Essequibo

 

1976

Venezuela mengikuti proyek tersebut

1982

Tensi konflik diantara kedua Negara semakin meningkat

1984

Venezuela mencoba menggunakan diplomasi “back channel”

1998

Kedua Negara menyetujui Komisi Bilateral Tingkat Tinggi (High Level Bilateral Commission de Alto Nivel – COBAN)

2000

Hubungan antara Venezuela dan Guyana menegang kembali di Situs Essequibo karena komplain dari Guyana.

 

         Penyelesaian Konflik Air

 

  • Untuk menanggulangi konflik-konflik yang terjadi Negara-negara dengan DAS Amazon sepakat mendirikan  The contracting parties of the Organization of the Amazon Cooperation Treaty (OTCA)” dengan anggota Negara; Brazil, Peru, Bolivia, Colombia, Ecuador, Venezuela, Guyana, Suriname, French Guiana, Organisasi ini didirikan pada tanggal 3, Juli 1978. Organisasi ini bertujuan untuk mendorong Negara-negara di Amazon dalam kondisi yang stabil dan harmonis, menciptakan preservasi lingkungan, daerah konservasi dan manajemen sumber daya alam pada daerah tersebut sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan. Selain itu juga menjaga kualitas air, pengembangan berkelanjutan, dan manajemen air.

 

 

         IV.1.4. Konflik Air di Daerah Aliran Sungai di Indonesia

            Konflik Air Kalibening Perlu Penyelesaian Hukum

         Sejak akhir 2004, perebutan air Tuk Umbul yang berada di Dusun Kalibening, Desa Kebondowo, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang mulai menghangat. Tuk atau mata air yang berada di tanah milik Ny Rusmi warga Dusun Kalibening tersebut, pada tahun 1993 dimanfaatkan airnya oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

         Saat itu juga, perusahaan air minum tersebut memasang instalasi pipa dengan pipanisasi pada tuk air tersebut. Setelah itu warga di tujuh dusun Desa Kebondowo juga menikmati air di tuk tersebut. Warga berpendapat bahwa tuk tersebut sudah pada tanah pembebasan bukan lagi tanah milik Ny Rusmi.

         Sekdes Kebondalem Daryanto mengatakan pada tahun 1993 PDAM bekerja sama dengan aparat desa telah membebaskan tanah di area tuk tersebut.

         Kronologi Timbulnya Konflik :

n      28 Juni 2001 Rapat pertama membahas kerja sama pemanfaatan air bersih

n      11 Oktober 2001 Kesepakatan pembayaran royalti Rp 35/m3

n      29 Mei 2002 DPRD Kabupaten Semarang setuju nilai pembayaran royalti

n      8 Juli 2002 Bupati minta Wali Kota Semarang mempercepat penandatanganan nota kesepakatan

n      20 Januari 2004 Pembayaran royalti berdasarkan pajak air bawah tanah diganti berdasarkan volume pengambilan air

n      27 Januari 2004 Rapat membahas perbedaan prinsip dalam menentukan volume air

n      14 Oktober 2004 Rapat menentukan besaran tali asih dan royalti

n      17 Desember 2004 Pemkot Semarang menawar pembayaran royalti selama 10 bulan

n      23 Desember 2004 Bupati Semarang melayangkan surat agar Pemkot Semarang segera menyelesaikan masalah royalti

n      31 Desember 2004 Pemkab dan Pemkot Semarang membahas dua hal yang belum disepakati: soal pemasangan watermeter dan jangka waktu angsuran royalti.

 

            Konflik Air di Banyumas

         Pertengahan tahun 2006, PDAM Banyumas  mempunyai gagasan untuk menggunakan air sisa pemutar turbin PLTA Ketenger Baturaden, Banyumas sebagai salah satu sumber air bakunya. Dengan menggunakan air dari Kali Banjaran, untuk memeuhi kebutuhan air penduduk Banyumas. Mereka melayani lebih dari 11.000 pelanggan. Dengan kondisi ini wajar bila PDAM melakukan upaya-upaya untuk menambah pasokan air bakunya agar pelayanan terhadap pelanggan akan teratasi, bisa menambah pelanggan baru sebanyak-banyaknya, bahkan bisa “mengekspor” air bersih ke kabupaten tetangga.

         Saat ini PDAM Banyumas saat ini mengelola air dengan debit 607 l/dt pada musim penghujan dan 529 l/dt serta 470 l/dt pada musim penghujan dan turun sampai dengan 390 l/dt pada musim kemarau khusus untuk kota Puwokerto.

         Bagi petani Purwokwerto yang menggantungkan hidup pada sawah dan irigasi, rencana ini adalah berita buruk yang mengancam kelangsungan usaha tani mereka. Saat ini, air Kali Banjaran digunakan oleh hampir 20 % sawah irigasi tekhnis di Banyumas yang luasnya mencapai 10.509 ha. Karena itulah mereka menolak pengambilan air dari hulu sungai banjaran untuk air minum walaupun hanya 100-300 liter/detik.

         Konflik antara PDAM Banyumas dan petani-petani di daerah hilir Kali Banjaran menandai babak baru krisis dan konflik air di Banyumas. Selama ini, kita sering mendengar petani sering berebut air, ronda air pada saluran tersier maupun kuarter irigasi sebagai konflik atas sumber daya air secara terbuka. Dalam konflik ini, petani berperan sebagai korban sekaligus pelaku konflik air. Babak baru krisis air ini ditandai munculnya konflik antara petani dengan korporasi (PDAM) yang ramai diberitakan media. Selain itu juga mulai terjadi konflik antara masyarakat dengan perusahaan air kemasan walaupun dalam skala kecil, seperti di Desa Pancasan Kecamatan Ajibarang dan Kecamatan Sumbang. Konflik horisontal antar petani mulai berubah menjadi konflik vertikal, antara masyarakat dengan negara sebagai pengambil kebijakan pengelolaan air yang berkolaborasi dengan pemilik modal. Selain itu juga ditambah konflik sebanyak 10.609 warga 40 desa di 12 kecamatan di wilayah Kabupaten Banyumas mulai kekurangan air bersih untuk keperluan minum, mandi dan memasak. 12 kecamatan yang dilanda kekeringan adalah :

  1. Sumpiuh
  2.  Tambak
  3.  Kalibagor
  4.  Purwokerto Selatan
  5. Rawalo
  6. Kebasen
  7. Somagede
  8. Wangon
  9. Ajibarang
  10. Jatilawang
  11.  Cilongok dan
  12. Gumelar.

         Hal ini juga disebabkan adanya aktifitas yang bisa mengakibatkan krisis air di Banyumas, contoh

  1. Aktifitas penebangan hutan produksi Perhutani di sekitar Gunung Cendana dan Bunder berkontribusi pada penurunan debit air Kali Banjaran, pengelolaan hutan oleh perusahaan ini juga menimbulkan konflik sosial ekonomi dengan masyarakat sekitar hutan.
  2. Penambangan limestone (batu gamping) di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang yang sudah sampai pada tahap menimbulkan resiko bencana ekologis. Belum lagi 18 potensi bahan galian lain, dari andesit sampai emas tinggal menunggu investor yang mengeksplorasinya.

 

 

IV.2.  Kebijakan-Kebijakan terhadap Sumber Daya Air

            Bank Dunia mempunyai peran yang sangat besar dalam sektor sumberdaya air. Dan bukan hanya peran, tapi juga kekuasaan. Peran dan kekuasaan tesebut diperoleh melalui kebijakan-kebijakan dan persyaratan-persyaratan yang menyertai pinjaman yang mereka berikan, yang sayangnya, sangat mendorong terjadinya privatisasi air di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Melalui program PSP dan PPP, dan dengan alasan untuk mengurangi kemiskinan dan agar dapat mencapai target Milenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, Bank Duniadengan giatnya mendorong agar pemerintah negara-negara bekembang untuk mengecilkan peran mereka dalam hal pelayanan publik dan mengalihkannya ke pihak swasta. Usaha untuk memperbesar peran swasta ini nampak jika kita melihat urut-urutan kebijakan Bank Dunia yang menyangkut sektor sumberdaya air.

            Fungsi dari kebijakan tersebut, diantaranya :

         1. untuk mendorong reformasi dalam hal kebijakan, perencanaan, dan manajemen institusi pengelola sumberdaya air di negara-negara peminjam.

         2. sebagai panduan bagi Bank Dunia sendiri untuk membantu negara-negara peminjamnya dalam hal menciptakan upaya-upaya reformasi tersebut dan alat-alat untuk mengimplementasikannya.

         Kebijakan tersebut berfokus pada tiga tema sentral, yaitu:

         1. kerangka kerja dengan menggunakan analisa yang komprehensif untuk dapat mengidentifikasikan prioritas apa yang diperlukan (perencanaan holistik)

         2. sistem institusional dan sistem peraturan/perundang-undangan yang didukung oleh legislatif yang dapat menunjang terjadinya perubahan (dengan penekanan pada desentralisasi dan partisipasi); dan 3) masalah financial cost dan opportunity costs dari air dan kegunaannya dalam berkompetisi (sebagai barang ekonomi). Sebuah matriks rekomendasi dari kebijakan tersebut, yang disebut dengan

         Sejak berlakunya kebijakan tersebut, pinjaman-pinjaman Bank Dunia di sektor air meningkat. Saat ini outstanding commitments Bank Dunia untuk proyek-proyek air adalah sebanyak US$ 17 milyar. Dari tahun 1993 sampai 2001, sekitar 17 persen dari pinjaman Bank Dunia adalah untuk proyek-proyek yang berhubungan dengan sumberdaya air, seperti proyek water supply dan sanitasi, irigasi dana sistem pembuangan, pembangkit tenaga air dan komponen manajemen sumberdaya air.

         Selama dekade terakhir ini, Bank Dunia telah mengimplementasikan dublin principles dalam kebijakan sektor airnya. Tahun 2003 ini, Bank Duniakemudian mengeluarkan strateginya untuk sektor sumberdaya air (Water Resources Sektor Strategy). Karena walaupun prinsip-prinsip Dublin tersebut menurut Bank Dunia tetap kuat, sesuai dan relevan sampai sekarang, namun dari hasil review negara-negara industrialisasi (OECD) menunjukkan bahwa perkembangan pengimplementasiannya masih sulit dan lamban. Selain itu juga, review Operation and Evaluation Department (OED) menyimpulkan bahwa tantangan terhadap penerapan kebijakan air tahun 1993 adalah dalam mengembangkan pendekatan untuk spesifik konteks, prioritas, urutan, yang realistis dan “sabar” dalam pengimplementasiannya.

            Konflik Air di Cirebon

Konflik antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon terkait dengan adanya rencana pe-ngurangan debit air dari mata Air Cipaniis Kuningan untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon, berakhir sudah. Kedua belah pihak dalam pertemuan khusus membahas soal pembayaran royalti. Sejak tahun 1803 kota Cirebon menggunakan mata air ci paniis yang terletak di desa Paniis di kaki Gunung Ciremai kabupaten Kuningan, tetapi karena ada otonomi daerah pemerintah kuningan meminta kompensai atas penggunaan mata air di wilayahnyasehingga lahir MOU Kuningan-Cirebon. Puncak konflik terjadi pada november 2008saat kabupaten kuningan mulai mengurangi jatah air untuk Cirebon sehingga sebagian besar penduduk Cirebon kekurangan air bersih

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

PENUTUP

 

V.1. Kesimpulan

         Berdasarkan pembahasan dan analisis dari beberapa konflik air yang terjadi di beberapa Negara di dunia, dapat disimpulkan bahwa :

1. Konflik air yang terjadi di sebuah wilayah baik dalam skala global, nasional, maupun, lokal mempunyai karakteristik permasalahan yang sama dengan beberapa pendekatan, diantaranya :

-          Perubahan paradigma atau persepsi manusia terhadap air yang menganggap air beralih fungsinya dari barang public (public goods) menjadi barang komoditi (economic goods) sehingga akan berimplikasi pada perilaku yang berorientasi pada sector ekonomi semata (economic oriented).

-          Privatisasi terhadap sumber daya air yang menganggap air sebagai bursa saham. Dengan kata lain pengelolaan dan manajemen sumber daya air dapat dilakukan oleh pihak swasta tanpa adanya intervensi dari  stakeholder atau pihak-pihak yang semestinya mengatur dan mengambil kebijakan terhadapa pengelolaan sumber daya air.

-          Kelangkaan sumber daya air (water scarcity) yang terjadi di beberapa negara mengidentifikasikan bahwa pengelolaan dan pengaturan terhadap sumber daya air tidak berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

-          Kompetisi secara horisontal yang dilakukan pada wilayah yang berada di daerah hulu dan hilir sungai. Artinya wilayah tersebut berusaha mendapatkan air sebesar-besarnya tanpa mempedulikan ketersediaan air bagi daerah yang berada di bawahnya.

2.Penyelesaian konflik air memerlukan beberapa analisis yang dikaji secara mendalam terutama, baik pada saat pengambilan kebijakan maupun setelah evaluasi kebijakan tersebut. Sehingga tidak berkembang menjadi permasalah yang mengganggu stabilitas suatu wilayah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi terjadinya konflik air, diantaranya :

-          Pembentukan komisi yang mengatur dan mengaudit sumber daya air baik yang bersifat lokal, nasional maupun global yang saling bekerjasama dalam mengelola sumber daya air yang berorientasi pada efisiensi dan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development)

-          Perancangan strategi untuk merubah persepsi, sikap dan perilaku manusia terhadap sumber daya air. Sehingga implikasinya akan berpengaruh pada pemanfaatan air sebaik-baiknya dari tiap individu atau merubah tentang konsepsi air yang dipandang oleh beberapa kelompok bukan merupakan kebutuhan vital.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Oswar,dkk.2007. Katalog Websiet Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Penerbit : Pokja AMPL. Jakarta Pusat

Ato Suprapto, 2003. Pemanfaatan Air dan Sumber Air untuk Pertanian dalam Kondisi Keterbatasan Air dan Lingkungan. Laporan Hari Air Sedunia. Jakarta

Vukovic, Milovan.2008. The Identification of Water Conflict and its Resolution. Technical Faculty, Bor, University of Belgrade

Postel L Sandra.  “Dehydrating Konflik” dalam  www.globalpolicy.org. 9 Mei 2009

”Air yang Looming Sumber Konflik Dunia” dalam www.globalpolicy.org. 9 Mei 2009

 

“Air dan Violent Konflik” dalam  www.globalpolicy.org. 9 Mei 2009

Africa's Potential Water Wars” dalam http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/africa. 9 Mei 2009

“The Nile: konflik air” dalam http://www.scienceinafrica. 9 Mei 2009

Allan Tony. “Menghindari Selama Perang Sumber Daya Alam” dalam www.globalpolicy.org. 9 Mei 2009

 “Air and Wars” dalam http://academic.evergreen.edu.10 Mei 2009

http://assets.panda.org/downloads/DanubeTech_Map.pdf (22 mei 2009)

http://web.rosa.ro/Danube_and_Europe/Badurova.pdf (22 mei 2009)

http://www2.chemeng.lth.se/edu/kte190/pdf/JordanCrisis2.pdf (5 Mei 2009)

www.worldwatch.org/brain/media/powerpoint/pubs/sow/2005-water-conflict-and-cooperation.ppt (5 Mei 2009)

http://www.ewaonline.de/journal/2005_04.pdf (5 Mei 2009)

http://www.ucowr.siu.edu/proceedings/2008%20Proceedings/Ward.pdf  (5 Mei 2009)

http://webworld.unesco.org/water/wwap/pccp/cd/pdf/case_studies/jordan_haddadin_2.pdf (5 Mei 2009)

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

       
   
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


                       Sungai Nil                                                      DAS Sungai Nil

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAS Sungai Danube

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


DAS Sungai Jordania

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Komposisi Penggunaan Air bersih di Negara Timur Tengah pada DAS Sungai Jordan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Distribusi Transboundary Water di Beberapa Sektor di DAS Sungai Amazon

 
 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


DAS Sungai Amazon

 
 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


DAS Sungai Amazon

 

 

 

 

 

 

 

 


ShoutMix chat widget
 
banyak pengunjung 19059 visitors (27373 hits) pada halaman ini
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free