Makalah

 Mata Kuliah Praktikum Interpretasi Citra Digital

Identifikasi Indeks Kerapatan Vegetasi dan Land Cover

Di Kelurahan Pasir Putih, Cipayung, Cipayung Jaya

Kota Depok Tahun 1989 dan 2001”

 


 

 

 

 


Disusun oleh:

                                 Satria Indratmoko          (0706265831)

                                 Rycky Kusmana              (0706265812)

                                 Sandi Cakradata             (0706265825)

 

DEPARTEMEN GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2009

















KATA PENGANTAR

 

            Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Identifikasi Indeks Kerapatan Vegetasi dan Land Cover Di Kelurahan Pasir Putih, Cipayung, Cipayung Jaya Kota Depok tahun 1989 dan 2001”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir dalam mata kuliah Praktikum Interpretasi Citra Digital di Departemen Geografi FMIPA UI

           

            Ucapan terima kasih penulis kepada :

  1. Bapak DR.Rohmatuloh selaku dosen dari mata kuliah Praktikum Interpretasi Citra Digital yang telah banyak memberikan materi dan pengetahuannya dalam perkuliahan.
  2. Mba Revi H dan Mba Candra, selaku asisten dosen untuk mata kuliah Praktikum Interpretasi Citra Digital yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang dalam penulisan makalah ini.
  3. Mba Tia dan Mas Reza, selaku instruktur untuk mata kuliah Praktikum Interpretasi Citra Digital yang telah banyak membantu dan mengajarkan selama proses kegiatan perkuliahan
  4. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan motivasi.
  5. teman-teman satu  kelas perkuliahan Praktikum Interpretasi Citra Digital Departemen Geografi FMIPA UI  yang selalu memberikan semangat  penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

 

Dalam penulisan makalah ini, kami sebagai penulis menyadari atas segala kekurangan yang ada. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, namun berkat bantuan dari pembimbing dan teman-teman akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

 
Depok, 28 Mei 2009

 

 

                                                                                                Penulis

                                                           



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1       Latar Belakang Permasalah

            Kota Depok merupakan salah satu kota dengan mobilitas yang cukup tinggi ini terkait dengan letak Kota Depok yang dekat dengan ibu kota negara. Untuk itu perlu ada penjelasan mengenai perkembangan Kota Depok terutama di berbagai wilayah baik tingkat kelurahan maupun tingkat kecamatan. Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai analisis dan identifikasi perkembangan penggunaan lahan dan identifikasi indeks kerapatan vegetasi di kelurahan Pasir Putih, Cipayung, Cipayung Jaya pada tahun 1989 dan tahun 2001 dengan menggunakan bantuan citra Landsat sesuai waktu tersebut.

 

1.2       Tujuan Penulisan

            Tujuan penulisan makalah ini :

1. Untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Praktikum Interpretasi Citra Digital.

2. Untuk mengidentifikasi pola perubahan penggunanaan lahan dan indeks kerapatan vegetasi di Kelurahan Pasir Putih, Cipayung, Cipayung Jaya berdasarkan pengolahan citra Landsat tahun 1989 dan 2001.

 

1.3       Metodologi Penulisan

 Mencari beberapa referensi dari internet untuk melengkapi penulisan makalah tersebut. Kemudian juga menggunakan bantuan software ER MAPPER 7.0 untuk pengolahan citra Landsat yang nantinya akan dibuat  peta untuk menerangkan perkembangan pola perubahan penggunanaan lahan dan indeks kerapatan vegetasi.

 

1.4       Sistematika Penulisan

KATA PENGANTAR

BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

II.1. Indeks Kerapatan Vegetasi

            Indeks vegetasi merupakan suatu algoritma yang diterapkan pada citra (biasanya multisaluran), untuk menonjolkan aspek kerapatan vegetasi ataupun aspek lain yang berkaitan dengan kerapatan, misalnya biomassa, Leaf Area Index (LAI), Konsentrasi klorofil, dan sebagainya. (Danedoro, P. 1996)

            Perubahan Vegetasi merupakan salah satu indikator untuk melihat berapa perubahan dan juga perkembangan pada suatu wilayah. Di Kota Depok tepatnya di Kelurahan Kalimulya dan juga Kelurahan Ratujaya dapat terlihat besaran tutupan vegetasi dengan menggunakan parameter adalah Normalized Different Vegetasion Index (NDVI). Parameter ini mulai diperkenalkan oleh Kriegler, at al (1969) dan disempurnakan oleh Russel et al, (1973). Nilai NDVI berkisar antara 1 sampai -1, dimana nilai 0 sering digunakan (diaasumsikan) sebagai batas pixel yang bervegetasi dan non vegetasi. Nilai kerapan dengan menggunakan parameter NDVI juga dapat dilihat dari warna, semakin gelap (berwarna hitam) maka kerapatan vegetasi di suatu wilayah semakin kecil, sebaliknya, jika warna semakin terang (berwarna putih) maka kerapatan vegetasi suatu wilayah semakin rapat.

 

II.2. Klasifikasi Indeks Vegetasi

            Pada makalah ini penulis menggunakan lima klasifikasi pada teknik pengklasifikasian tak terbimbing (Unsupervised) untuk mengidentifikasi pola perubahan indeks kerapatan vegetasi, diantaranya sangat jarang, jarang, sedang, rapat, sangat rapat.

II.3. Klasifikasi Penggunaan Lahan

            Pada makalah ini penulis menggunakan lima klasifikasi pada teknik pengklasifikasian tak terbimbing (Unsupervised) untuk mengidentifikasi pola perubahan penggunaan lahan, diantaranya badan air, lahan basah, lahan terbangun, lahan terbuka, vegetasi.

 

 

 

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN

 

III.1. Kota Depok

            III.1.1. Topografi

Kota Depok merupakan dataran landai dengan rata-rata ketinggian 121 m dari permukaan laut dan merupakan daerah resapan air bagi DKI Jakarta. Secara topografis wilayah ini perlu dikendalikan dan direncanakan pembangunannya sehingga tidak mengancam ketersediaan air bagi wilayah DKI Jakarta.

 

            III.1.2. Penggunaan Lahan

Kondisi wilayah Kota Depok Merupakan tanah darat dan tanah sawah. Sebagian besar tanah darat merupakan areal pemukiman sesuai dengan fungsi kota Depok yang dikembangkan sebagai pusat pemukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa.

Secara rinci penggunaan lahan adalah sebagai berikut :

v     Pemukiman:10.968Ha

v     Pertanian: 4.653Ha

v     Industri: 344Ha

v     Rawa / Setu: 91Ha

v     Lain-lain: 3.973Ha

v     Luas Wilayah : 20.504,54 Ha (200,29 Km).                          

Jumlah Penduduk Depok 1.006.537 (pada tahun 1998)

Terdiri dari 6 Kecamatan, 39 Desa, dan 24 Kelurahan diantaranya:     

1.      Kecamatan Pancoran Mas : 6 Kelurahan dan 5 Desa          

2.      Kecamatan Beji : 6 Kelurahan                                                   

3.      Kecamatan Sukmajaya : 11 Kelurahan dan 12 desa                 

4.      Kecamatan Cimanggis : 1 Kelurahan dan 12 Desa                  

5.      Kecamatan Sawangan : 14 Desa                                              

6.      Kecamatan Limo : 8 Desa

 

 

III.2. Kotamadya Daerah Tingkat II Depok 

            III.2.1. Profil Daerah

            Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 1999 tentang pembentukan Kotamadya daerah tingkat II Depok, disebutkan pada pasal 3 bahwa wilayah Kotamadya daerah Tingkat II Depok dengan luas wilayah 20.504,54 Ha meliputi :

v     Kecamatan Beji dengan Pusat Pemerintahan berkedudukan dikelurahan Beji, terdiri dari 6 kelurahan dengan jumlah pendududk sebanyak 80.377 jiwa dan luas wilayah 1614 Ha.

v     Kecamatan Sukmajaya, dengan pusat pemerintahan berkedudukan dikelurahan Mekar Jaya, terdiri dari 11 kelurahan dengan jumlah pendududk sebanyak 216.396 Jiwa dan luas wilayah 3.398 Ha.

v     Kecamatan Pancoran Mas, dengan pusat pemerintahan berkedudukan dikelurahan Depok, terdiri dari 6 Kelurahan dan 6 Desa dengan jumlah penduduk 156.118 jiwa dan luas wilayah 2.671 Ha.

v     Kecamatan Limo dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Des Limo Kecamatan Limo, terdiri dari 8 desa dengan jumlah penduduk 66.891 jiwa dan luas wilayah 2.595,3 Ha.

v     Kecamatan Cimanggis dengan pusat pemerintahan yang berkedudukan di desa Cisalak pasar kecamatan Cimanggis. Terdiri dari 1 kelurahan dan 12 desa dengan jumlah penduduk 221.330 jiwa dan luas wilayah 5.077,3 Ha.

v     Kecamatan Sawangan dengan pusat pemerintahan yang berkedududkan di desa Sawangan. Terdiri dari 14 desa dengan jumlah penduduk 87.758 jiwa dan luas wilayah 4.673,8 Ha.

 

            III.2.2. Letak Geografis :                                                            

Kota Depok terletak disebelah Barat/Utara wilayah Kabupaten Dati II Bogor dan berbatasan langsung dengan Wilayah DKI Jakarta, Kabupaten Tanggerang dan Kabupaten Bekasi. Secara Administratif Kota Depok mempunyai batas-batas sebagai berikut :

v     Sebelah Utara berbatasan dengan DKI Jakarta dan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tanggerang.

v     Sebelah Selatan berebatasan dengan Kecamatan Bojong Gede dan Cibinong Kabupaten Bogor.

v     Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gunung Sindur dan Parung Kabupaten Bogor.

v     Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten bogor dan Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi.

 

 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

IV.1. Identifikasi Indeks Kerapatan Vegetasi

Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data citra Landsat tahun 1989 dan 2001 maka didapatkan hasilnya bahwa :

Kerapatan vegetasi yang terdapat di tiga wilayah (Kelurahan Pasir Putih, Kelurahan  Cipayung, Cipayung Jaya) tahun 1989 dan 2001 secara kualitatif dapat terlihat pada peta indeks di bawah ini.

 

 

 

 

 

 

 

Dari kedua gambar tersebut dapat dideskripsikan bahwa kerapatan vegetasi yang terdapat diantara tiga wilayah tersebut pada tahun 1989 dan 2001, ada wilayah yang mengalami pertambahan kerapatan vegetasi dan juga ada yang mengalami penurunan kerapatan vegetasi. Daerah/wilayah yang mengalami pertambahan kerapatan vegetasi dari tahun 1989 sampai 2001 meliputi wilayah Kelurahan Pasir Putih dan daerah/ wilayah yang mengalami penurunan kerapatan vegetasi dari tahun  1989 sampai 2001 meliputi wilayah Cipayung & Cipayung Jaya. Tetapi, perlu kita teliti lebih dalam lagi bahwasannya kerapatan vegetasi yang terjadi pada ketiga wilayah tersebut ada perubahan yang terjadi, yaitu pola persebarannya ditiap-tiap wilayahnya. Persebaran kerapatan vegetasi yang terjadi pada tahun 1989 itu sifatnya lebih cenderung mengumpul, sedangkan pada tahun 2001 persebaran kerapatan vegetasinya lebih cenderung menyebar. Hal ini mungkin bisa terjadi karena faktor-faktor luar seperti aktifitas manusia.

 

IV.2. Identifikasi Penggunaan Lahan

Kerapatan vegetasi yang terdapat di tiga wilayah (Kelurahan Pasir Putih, Kelurahan  Cipayung, Cipayung Jaya) tahun 1989 dan 2001 secara kualitatif dapat terlihat pada peta indeks di bawah ini.


 

 

 

Dari kedua gambar tersebut dapat dideskripsikan bahwa penggunaan lahan yang terdapat diantara tiga wilayah tersebut pada tahun 1989 dan 2001, terdapat beberapa perubahan yang terjadi diantaranya:

v     Badan Air

Pada peta penggunaan lahan tahun 1989 terdapat badan air dengan luas sekitar 3,411 Ha. Sedangkan pada peta penggunaan lahan tahun 2001 tidak terdapat badan air. Hal ini mungkin terjadi karena suksesi sekunder baik yang disebabkan secara proses alamiah maupun adanya intervensi manusia.  

v     Lahan Basah

Luasan wilayah lahan basah pada tahun 1989 sebesar 4,711 Ha, sedangkan pada tahun 2001 sebesar 1.218 Ha.

v     Lahan Terbangun

Luasan wilayah lahan terbangun pada tahun 1989 sebesar 45.648 Ha, sedangkan pada tahun 2001 sebesar 4,711 Ha. Selain dari luasan, terdapat perbedaan yang tampak pada kedua peta tersebut, yaitu pada peta penggunaan lahan tahun 2001 secara umum pola perkembangan lahan terbangun sudah menyebar merata hanya terjadi konsentrasi pembangunan di kelurahan Cipayung Jaya.

v     Lahan Terbuka

Luasan wilayah lahan terbuka pada tahun 1989 sebesar 22,418 Ha, sedangkan pada tahun 2001 sebesar 1,625 Ha.

v     Vegetasi

Luasan wilayah vegetasi pada tahun 1989 sebesar 20,469 Ha, sedangkan pada tahun 2001 sebesar 0.406 Ha.

 

 

BAB V

PENUTUP

 

V.1. Kesimpulan

            Berdasarkan identifikasi dan analisis tutupan lahan (landcover) dan indeks kerapatan vegetasi dapat disimpulkan bahwa :

1. Tutupan lahan

v     Terjadi perubahan yang sangat signifikan pada tutupan vegetasi dan daerah terbangun hampir merata hanya terdapat perbedaan yang signifikan dan terjadi terkonsentrasi pada kelurahan Cipayung Jaya.

v     Secara umum wilayah kajian mengalami perubahan terutama badan air, lahan terbuka.

v     Terjadi pengurangan luasan lahan pada lahan basah.

2. Indeks Kerapatan Vegetasi

v     Terjadi degradasi vegetasi terutama pada kelurahan Cipayung dan Cipayung Jaya.

v     Diimbangi juga dengan perubahan yang baik untuk kerapatan vegetasinya terutama di kelurahan pasir putih dengan luasan yang cukup besar.

 


ShoutMix chat widget
 
banyak pengunjung 19062 visitors (27376 hits) pada halaman ini
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free